30 December 2012

Pindah Komplek


Saya benci dengan sesuatu yang amburadul, tetapi saya juga masih mencintai blog ini. Sejak lahir di dunia maya, saya beristirahat disini, mengisi jeda dengan menuangkan jejak-jejak tulisan. hemm, bisa dibayangkan betapa komplek ini sangat bersejarah buat saya (ampun deh kata-katanya...!)

hem! cuman, seperti yang saya bilang, saya ga suka dengan sesuatu yang amburadul. huh, beberapa kali saya mencoba memperbaiki rumah ini, tetapi hasilnya tetap tidak karuan. Entah, tombol apa yang jari saya tekan yang membuat blog saya jadi begini $%#^*(%$$&*$#%%*O(^%#%$^...
Bayangkan, gimana perasaaan kamu saat kamu pulang kuliah atau kerja, lantas kamu selalu mendapati rumah kamu berantakan dan ga rapihh. Padahal kamu lagi capek, galau, setres atau kamu udah mau gila'.. "COBA BAYANGKANLAAAAH" (agak maksa'!)

So, dengan berat hati saya memutuskan untuk pindah komplek. but saya ga mau mengemasi kata-kata yang telah saya hambur di blog ini. Biarkan ia tetap ada dan menjadi kenangan (*halah!)

Fitrisalsabilahidea on wordpress

Oia, ternyata wordpress itu lebih usefriendly yah, bye! 
Read more »»  

21 November 2012

Keep Zeal Fitri..

Kini, sudah 2 tahun lebih aku berada di Bogor. Aku membaca bait-bait "Annur" yang mungkin menyemangatiku...

Bukanlah kesabaran jika berbatas
Bukanlah keyakinan jika masih ada kebimbangan
Sekali lagi kenapa kau ragu terhadap perjuangan ini?

Bukankan Allah sudah berjanji
Dia akan menguatkan kamu jika kamu bersabar
Bersabarlah dalam proses kehidupan

Ingatkah kau akan kupu-kupu yang indah
Bukankah dia lama dalam fase kepompongnya
Ingatkah kau akan Siti Hajar
Ketegaran dia hidup sendirian di padang gersang
Katanya kau ingin sekuat Siti Hajar?

Bukankah kau telah berucap
Akan setia pada jalan ini
Mengingatkan janji perjuangan
Kenapa sekarang berputus asa?
Padahal, tinggal beberapa tangga lagi yang akan kau akhiri

Ingatkah kau?
Bahwa Intan itu tercipta dengan tekanan dan suhu tinggi
Katanya ingin segemilang intan?
Maju ... Maju ... Maju
Jangan mau menyerah oleh keadaan
Atau kau akan terlindas oleh zaman

(Berjalan menembus batas, A Fuadi, dkk)

Read more »»  

02 November 2012

Thanks to ...

Aku mau cerita “sesuatu”

Semuanya mengingatkan ku pada satu pilihan yang pernah ku tunjuk, ku lalui dan akupun tersenyum.., kadang tertawa, cemberut, bersedih lalu menangis. Maybe you watching me stand alone! Tapi aku punya Allah untuk berbagi. Ok fine!

Aku menemukan banyak jenis manusia, mulai dari anak petani sampai anak mentri. Para doktor lulusan kampus “antah berantah” sampai lulusan harvard. Di kuliahi dan Bertemu langsung dengan wajah-wajah pejabat negeri ini yang dahulu hanya aku liat dalam kotak mati bernama televisi. Berpapasan dengan nama-nama yang tak asing di infotainment!

Bertemu makhluk lembut dari sunda, berbicara blak-blakan dengan para betawi itu. Ikut-ikutan meddo’ dengan mahasiswa dari jawa. Roaming di pekanbaru, dan terdampar di stasiun gambir!

Lalu menghabiskan siang hingga senja di pustaka dengan manusia-manusia serius pemburu sekolah. Menikmati hapalan qur’an di puncak bersama dingin yang merasuk masuk. Berjalan bersama bentangan sayap malaikat ke majelis ilmu yang begitu jauh dari kotaku. Kecewa sesaat di depan kedutaaan amerika. Merenungi diri di atas kereta dan busway sumpek. Mengitari kebun teh di Lembang. Berteman dengan sapi-sapi penghasil susu di pangalangen. Merasakan bandrek hangat di pinggir jalan ditengah hujan kota bandung. Mencicipi coklat eropa dan maccaroni panggang. Berjalan di tempat kumuh sampai ke mall-mall ternama di Jekardah. Melihat sesuatu yang berbeda dari kotak dunia ku,...

Bertemu banyak wajah. Semuanya, segalanya.. membuat aku merasa aku ini betul-betul masih ujung kuku dibandingkan mereka.

Baiklah...setiap kita punya style dalam hidup. Ada yang slow, rock ada juga yang ngepop!
Eh, ini ga’ ada hubungannya dengan musik,. Tapi Whatever... diantara manusia-manusia yang pernah ku temui itu...

Hari ini, Aku cuma mau bilang ke manusia-manusia spesial, yaitu para pedagang asongan yang berpeluh-peluh di kereta bogor-jakarta “heeey, terimakasih, karena kalian mengajarkan aku apa itu usaha keras”

Aku cuma mau bilang ke anak jalanan ibu kota “thanks, kalian mengajarkan aku tentang syukur”

Aku cuma mau bilang ke bapak tua pemulung di dekat kampus “Pak, hampir tiap hari aku selalu memerhatikanmu, tak sadarkah kau??”

Aku cuma mau bilang ke diriku sendiri, ayoo bersyukurlah yang berlipat-lipat, jangan terlalu menengadahkan kepalamu ke atas sebab itu adalah hal yang melelahkan, bersyukurlah karena keadaan mu hari ini jauh lebih baik daripada pedagang asongan, anak jalanan ibu kota dan bapak tua pemulung di dekat kampus itu!

*enjoyourpoplife, yeyy!!

-Kota daeng, 2 November 2012-

Read more »»  

11 October 2012

A Smart 8 years old Muslim girl Mashallah....




Subhanallah, usia 8 tahun kira-kira di Indonesia sama dengan kelas 3 SD, namun pertanyaannya sudah menyangkut persoalan menyempurnakan sholat. So young!

She knows those stuff on that age?
Mashallah beautiful questions!!

See? The Ending is so funny
"one day you will be an imam" 
"I am a girl!!" -_-'



Read more »»  

08 October 2012

Move On GirL...



Pada setiap kuncup yang mekar selalu ada kisah menarik yang membersamainya. Ada kesabaran untuk sekedar menungguinya, di balik dedaunan selalu ada nama yang memegang tempayan air, menyiraminya... lalu... berbungalah....
                              
Ada seorang gadis SMP, doyan baca majalah remaja dan  ingin jadi model. Tapi sayang ia kurang cantik dan tinggi, niat jadi model  di gugurkan!

Hai, perkenalkan nama saya Sarah (sebut saja begitu)  
Saya merupakan anak yang cukup prestatif dan aktif. Sejak di bangku taman kanak-kanak saya sering mengikuti berbagai perlombaan. Di bangku sekolah dasar saya bergabung dalam salah satu sanggar tari daerah, sanggar ini membawa saya dari satu pentas ke pentas lainnya sampai kemudian saya beberapa kali masuk tv.

                Di SMP, saya dan beberapa teman kelas bersepakat untuk membuat satu geng. “Hei, lo gak gaul kalo’ gak punya geng cuy”, begitulah  syarat dikatakan gaul saat itu. Jadilah kami anak gaul tapi tetap berprestasi, karena rangking 1 – 5 hanya bergilir pada teman-teman geng saya saja. Geng yang bergengsi di kelas!

                Saya sangat senang membaca beberapa majalah gaul dan fashion, saya sedikit “fashionable” kala itu. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki saya  selalu berusaha mengikuti tren biar dibilang keren. Jika libur tiba, saya biasanya nongkrong bersama teman-teman di Mall, atau bermain rollerblade di sekitar Fort Rotterdam.

                Sampai kemudian teman-teman sudah mulai memiliki gebetan sedangkan saya belum ada sama sekali. Seingat ku waktu itu, ada yang naksir sih, tapi alhamdulilah memang dari dulu saya tak begitu senang dengan hal-hal yang berbau pacaran. “Ga Guna’”.

                Memasuki tahun ke dua di dunia putih biru, saya dan kedua kakak saya bergabung dalam satu grup marching band yang cukup terkenal waktu itu. posisi saya adalah seorang colorguardawalnya saya rajin dan cukup mampu mengikuti koreo yang diberikan, apalagi sebelumnya saya pernah masuk sanggar, namun entah kenapa pada saat mendekati kejuaraan di jakarta saya kemudian mulai agak sulit untuk mengikuti setiap koreo yang diberikan. Saya pun langganan kena marah oleh pelatih. Namun saya pantang menyerah, saya terus saja berlatih. Disaat semua teman-teman break, saya memilih untuk mengambil bendera saya dan mulai kembali berlatih. namun hasilnya nihil. Saya masih belum bisa melempar tongkat dengan sempurna.

Karena terus-terusan di marahi, saya sakit hati dan memilih untuk keluar dari grup tersebut. Waktu itu saya sangat sedih, karena kesempatan untuk menginjak kota jakarta pupus sudah! Saya pasrah dan berjanji tidak akan kembali ke tempat itu lagi. Huh..! (untunglah waktu itu sy tak becus jadi colorguard, jika tidak entah sy sekarang jadi apa!)

                Suatu waktu, saat jam istirahat saya duduk-duduk di depan kelas bersama teman-teman. Saat itu ada seorang adik kelas yang mengenakan jilbab  lewat di depan kami, sontak teman saya berkata “sarah, adik kelas kita sudah berjilbab, kapan kamu mau?”, saya pun menjawab penuh sinis “hmm, saya belum siap. entar deh kalau sudah menikah, baru saya berjilbab” sebenarnya saya mau bilang  "gak ah! nanti gak ada yang naksir sama saya coz rambut dan semuanya saya  gak keliatan (nah loh!), saya juga belum siap untuk menanggalkan semua apa yang saya miliki. Mulai dari baju-baju saya yang fashionable, celana jeans yang brandeddst. Ahhh, saya belum siap pokoknyaaa!" 



                Di fikiran saya, berjilbab itu kampungan dan kuno. Apalagi melihat adik kelas saya yang baju-bajunya longgar  dan jilbabnya yang persis kayak anak pesantren kampung!!!. Intinya gak gaya’!


                Sampai suatu waktu saat liburan sekolah, saya ke sebuah pesantren. Subhanallah, pemandangan pesantren tersebu sangat indah dan tenang. Saya baru menemukan tempat seindah itu. namun ada yang lebih indah daripada hanya sekedar pemandangan alam, yaitu keindahan akhlak dari para santrinya.  Saya jatuh hati. Jatuh pada akhlak dan keanggunan mereka. Jilbab mereka menjuntai ke bawah, busana mereka jauh dari fashionable namun entah mengapa mereka begitu memesona saya. Mungkin karena balutan kain panjang tersebut juga di hiasi dengan perangai yang indah. Sungguh memesona.

                Ketika saya berkenalan dengan salah satu muslimah di tempat tersebut, dia langsung menyalami dan memeluk saya erat. Jujur, saya tidak pernah di perlakukan seperti itu. Bahkan oleh teman dekat saya pun. Sangat Hangat!,,, Selama ini, yang saya tahu hanyalah kompetisi, berlomba untuk menjadi juara kelas, memoles diri agar di liat keren dan berbagai kompetisi keduniaan lainnya. Namun, berada di sini, berada di sekitar orang-orang anggun ini, saya begitu merasakan kesejukan. Seperti ada air yang menyejukkan hati saya yang gersang.

                Ada lagi dari mereka yang memegang al-Qura’an menghadap ke danau. Entah apa yang di pikirkannya, adakah mereka merasakan keindahan syurga? maka saya ingin  sepeti mereka. Keanggunan akhlak mereka kemudian menghipnotis saya. Bunga-bunga keimanan yang selama ini layu mulai mekar di hati saya. Bahasa yang berilmu dengan tutur kata yang lembut membuat saya jatuh cinta, sekali lagi saya jatuh cinta. Adakah mereka berbeda dengan saya? Rupanya tidak. Saya juga beragama islam, berarti saya juga bisa seperti mereka dong!

                Sejak saat itu saya terus merenung, bahwa betapa mereka terlihat lebih berwibawa dan mahal. Tidak seperti perempuan-perempuan di luar sana yang bebas memamerkan rambutnya. Tidak ganjen untuk tebar pesona bagi laki-laki yang bukan mahramnya. Gonta-ganti pacar semaunya. Saya lalu berifikir, alangkah murahnya diri saya selama ini. Walaupun masih SMP, tapi saya ini sudah baligh,, coba bayangkan, sudah berapa ribu pasang mata yang melihat betis, tangan, dan rambut saya secara gratis? Gila’, ini tidak bisa diteruskan, saya ini bukan barang gratisaaaan. Waliyadzubillah. Saya menangis dalam diam.

Kakak saya lalu memberikan sebuah buku saku yang berjudul “101 alasan mengapa saya berjilbab”. Buku tersebut kemudian semakin menguatkan tekad yang muncul dalam hati saya. Saya ingin berubah, melangkah menuju kebaikan.!

Saatnya Move on

Saya Kemudian menyampaikan keinginan untuk menutup aurat kepada orang tua saya. Mereka sangat kaget dan awalnya menolak karena waktu itu saya sudah kelas 3 SMP dan mereka takut suatu hari saya akan melepaskannya, (tau lah anaknya seperti apa! -_-') Mereka menyarankan agar pas masuk SMU saja, “sayang bajunya” kata mereka. Tetapi saya tidak patah arang, saya berusaha memahamkan mereka. Saya hanya bilang bagaimana jika saya mati tapi belum menutup aurat, saya takut dibakar api neraka!. Hanya itu argumentasi polos saya, karena memang saya belum punya banyak ilmu, dan memang hanya itu yang saya rasakan. Ketakutan akan kematian di usia muda.

Alhamdulillah, bapak dan ibu akhirnya mengerti dan mempersilahkan saya untuk berjilbab. Saya langsung mengenakan jilbab syar’i, sampai kakak saya memberikan saran agar cukup mengenakan yang pendek saja sebagai permulaan, namun saya tetap tidak mau dan ingin menggunakan jilbab sesuai syari’at, apalagi saya sudah tahu ilmunya tentang syarat jilbab wanita muslimah yang shahih.

Liburan usai. Hari pertama masuk sekolah saya mengenakan jilbab. Teman-teman saya kaget bukan kepalang. Bahkan ada dari mereka yang meneriaki saya sambil berkata “woi, mimpi apa semalam?” subhanallah, saya hanya tersenyum. Namun alhamdulillah, banyak dari guru-guru saya yang mensupport perubahan drastis saya. Drastis, yang tadinya menganggap jilbab itu kuno, tidak gaul dan kampungKini berbalik saya yang mengenakannya.

Jilbab yang saya gunakan akhirnya menjadi motivasi saya dalam memperdalam ilmu agama. Memasuki dunia putih abu-abu, jilbab saya semakin panjang. Alhamdulillah saat itu saya dipertemukan dengan seorang teman yang kakakknya merupakan aktivis dakwah. Maka diajaknya lah saya untuk mengikuti kajian jumat di salah satu satu SMU swasta. Waktu itu sekolah saya tidak memperkenankan adanya kegiatan keislaman dari pihak luar. Saya pun mulia intens mengikuti kajian tersebut, sampai kemudian saya diajak untuk masuk ke halaqah tarbiyah. Alhamdulilah betapa senangnya bisa lebih memahami apa yang sekarang saya gunakan.

Saya menemukan banyak teman yang luar biasa. Saya tidak lagi berada pada lingkungan yang hanya membicarakan masalah gaya, gaul, dan fun. Tetapi,,, saya berada di sebuah lingkungan yang berkualitas, yang memiliki taste of Rabbaniyyah yang membentuk saya menjadi orang yang lebih baik dan  berkarakter. Saya tidak perlu pusing lagi seperti remaja-remaja lainnya -yang katanya- "mencari jati diri", karena saya sudah menemukannya,..disini!

Saya bersyukur sedalam-dalamya kepada Allah, karena diberikan jalan untuk segera move on dari kegelapan menuju cahaya "minadzdzulumati 'ilannur". Saya bersyukur akan penjagaan Allah. Sampai disini, secara bertahap saya ingin terus belajar dan berusaha untuk menghiasi diri saya dengan keihklasan, 'ilmu dan akhlak yang baik. yaah, akhlak! akhlak adalah bagian dari sebuah cara untuk mengkomunikasikan kepada orang lain betapa indahnya islam. Karena sungguh,,, tingkah laku lebih fasih berbicara daripada mulut. Semoga.  

“Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla, melainkan pasti Allah akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.”
 (HR. Ahmad)


*Kisah ini juga di muat pada salah satu Buletin Remaja di Kota Makassar. -Semoga Bermanfaat-

Read more »»  

Kimia Cinta dalam Pernikahan

Bulan ini  teman-teman saya banyak yang melangsungkan pernikahan. Ada mba Ratna Sogian Siwang, Ratna Megasari, Anisah Dwi Utami, dan sebelumnya ada mba Hepi Risenasari yang semuanya adalah teman kelas di MSA IPB. Jadilah tema bulan ini saya namakan "PERNIKAHAN" (emang gak ada matinya ni tema)

Dahulu, saya sering "mengejek" mereka-mereka yang nge status atau membicarakan tentang pernikahan.
"ga' ada tema lain apah? kalau mau nikah ya mbo' jangan di umbar"... tapi itu dulu, saat saya masih asyik melanglangbuana dengan sederet nama ilmuwan yang tertulis di jurnal-jurnal ilmiah. Saat saya masih asik berpusing-pusing ria di pustaka bersama deadline tugas yang semaik gila'. 

Sekarang, yaah saya membicarakan masalah itu sebab ternyata "SUDAH BANYAK TEMAN SAYA YANG MENIKAH",, huaaaahhh. Saya gak mupeng sih, tapi yaaah sedikit mulai nyadar,. cuman saya masih percaya sama yang namanya TAKDIR. Bahwa Allah selalu tepat waktu dalam memberikan sesuatu. Pokoknya, Semua Ada Waktunya deh,,,

Seperti yang saya katakan sebelumnya, banyak teman saya yang  nikah bulan ini. Sejujurnya, saya ingin membuat sajak atau sebuah tulisan untuk mereka. Tetapi, aahh  otak saya ini gak kreatif, kadang susah diajak kompromi. Aksara yang saya buat semakin tak jelas, Maka untuk itu saya ingin memberikan sesuatu yaitu berupa tulisan dari Pariman Siregar (Penulis buku Master from Minder) yang tahun 2010 lalu beliau tag kan di FB saya (Thank u mas P-Man udah di tag, saya ijin nge-publish di Blog ini).

untuk kalian semua

BARAKALALLAHU LAKA WA BARAKA'ALAIKA
WAJAMA'AH BAINAKUMA FII KHOIR 

Inilah dia jreng jreng jreeeeeeng...

*****

Kimia Cinta dalam Pernikahan

“Aku nikahkan Fulanah pada Fulan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebuah mushab dibayar tunai”

Kalimat seperti di atas tentunya tidak asing kita dengar. Mungkin, seketika membaca kalimat tersebut, terbayanglah detik-detik menegangkan dalam kehidupan. Hari ketika seseorang berada dihadapan para saksi, ada wali, mertua juga calon pasangan tercinta di sana. 
Penungguan yang sekian lama akhirnya datang juga. Separuh agama itupun benar-benar menjadi nyata.

Bagi wanita, akad pernikahan pada hakikatnya adalah penyerahan perwalian dari orangtua wanita kepada si pria. Jika selama ini pendidikan, pakaian, kebutuhan sehari-hari dst menjadi kewajiban orangtua, maka setelah akad pernikahan, beralihlah kewajiban tersebut kepada suaminya. Itulah mengapa, seorang wanita tidak diwajibkan bekerja karena nantinya kebutuhannya menjadi tanggungan suami sebagai kepala rumah tangga.

Bagi seorang laki-laki, akad pernikahan (pernikahan itu sendiri) merupakan permulaan tanggung jawab baru dalam kehidupan. Memang ada hak dan kewajiban bagi laki-laki dan wanita sebagaimana arti dasar pernikahan yaitu ikatan. Dimana dengan ikatan tersebut, dua orang disatukan (diikat) dalam hak dan kewajiban, hampir setiap undangan walimahan kita menemukan do’a “…mengumpulkan yang berserakan…” 

Hak-hak seorang wanita yang dulu ditanggung orangtuanya, sekarang menjadi tanggungan si pria. Wajar kemudian, budaya dan agama yang ada di masyarakat mengarahkan seorang laki-laki mestilah mandiri. Laki-laki Diciptakan dengan fisik yang kuat, memecahkan masalah secara cepat dengan logika sebagai konsekuensi tanggung jawabnya. Beda dengan wanita yang Diciptakan bukan menonjolkan kekuatan fisik dan lebih dominan pemecahan permasalahan dengan perasaan. Tidak ada yang salah apa yang ada dalam keduanya karena memang sama-sama dicipta untuk kemudian bersatu saling melengkapi. Wajar, orang Jawa menyebut pasangan dengan kata “garwo” yaitu “sigaraninng nyowo” atau disebut belahan jiwa.

Ya, pasangan merupakan jantung hati, belahan jiwa. Setiap jiwa memiliki radar untuk mencari pasangan jiwanya. Radar yang akan menangkap getaran-getaran jiwa yang memiliki frekuensi sama dengannya. Dalam bahasa umum kita mengenal kata jodoh untuk menyebut pasangan jiwa tersebut. Ada pula yang menyebut dengan istilah chemistry. Jiwa digambarkan seperti unsur kimia yang bisa saling bereaksi.

Unsur-unsur tersebut jika sudah ‘berjodoh’ akan menghasilkan senyawa dengan sifat yang saling menguatkan. Ringkasnya sifat-sifat setelah bersatu akan melebur dan mereka makin mirip sifatnya. Coba saja cermati pasangan yang sudah lama menjalin rumah tangga, pastinya semakin banyak sifat kesamaan yang mereka akan miliki. Saat seseorang mencari pasangan pada dasarnya dia mencari dirinya sendiri dalam diri calon pasangan.

Oya, ada sebuah ungkapan bahwa seorang laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Disitulah nampak seorang tanggung jawab besar seorang laki-laki. Ibaratkan kapal dia adalah nahkoda yang memimpin ekspedisi. Ketegasannya dalam menentukan arah dan tujuan serta keberaniaanya menempuhi ombak dan badai merupakan sisi keunggulan. Makanya jika kita bertanya pada kaum wanita pastilah mereka akan memilih nahkoda yang visioner dan suka tantangan. Saat ada seorang wanita bertanya aktifitas pada seorang pria, boleh jadi dia sedang ingin mengetahui seberapa visioner dan tangguhnya si pria tadi. Wajarlah kemudian seorang cewek lebih suka cowok yang pemberani, petualang yang terkadang agak konyol (suka tantangan), suka ‘ngejek’ daripada anak mami atau anak kos-kosan yang sok pengertian.

Selain pemimpin, dia juga pemimpi. Itulah nama lain dari visioner yaitu pemimpi. Apa yang kira-kira dibutuhkan seorang pemimpi? Ya, mereka butuh seseorang yang mendukung mimpinya. Makanya kemudian, ada ungkapan yang mengatakan bahwa dibalik kesukesasan orang-orang besar ada peran dua atau salah satu diantara keduanya yang semuanya wanita. Ibunya dan/atau istrinya. Dengan demikian, walaupun wanita (dalam bahasa Jawa disebut ‘Wanito = wani ditoto’ atau berani ditata/dipimpin) bukan berarti ditindas, jadi subordinat. Peranan mereka sebagai motivator yang luar biasa. Sparing patner seorang nahkoda dalam mencapai pulau impian yang diharapkan, menempuhi ombak dan badai yang jadi tantangan.

Pulau impian seperti apa yang menjadi tujuan?
Kapal seperti apa yang akan anda buat?
Siapakah yang akan anda jadikan teman dalam mencapai pulau impian tersebut?

oleh Pariman Siregar (Penulis Buku Master from Minder) 
****

Source of Pic 
areyouromantic.blogspot.com
Read more »»  

22 September 2012

Ruang Genap...


Tiba-tiba saja fajar merekah
Menuangkan potongan-potongan deskripsi aroma kehidupan
Secerah senyum mu di hari ini
Ada warna merah jambu yang terpoles di pipi

Ini hari bahagiamu
Hari diucapkannya janji, “Mitsaqon Gholizo”

Teringat saat kau menggambarkan sosok itu
Sosok yang kini ada di hadapanmu
Tentang dia yang memesona dalam kata.., dalam diorama.
Memesona dalam kotak cerita yang tertata

Kini kau telah menemukan ruang untuk melabuhkan semuanya
Kau telah menemukan sepasang mata yang akan menemanimu melihat dunia
Kau telah menemukan sayap yang dengannya kau bisa terbang ke mana kau suka
Dan kau telah menemukan rusuk yang telah kau tunggui selama ini.

Genap sudah semuanya,
Dalam Ruang yang bernama pernikahan

 -Vee-

"Barakalallahu laka wabaraka 'alaika wa jama'ah bainakuma fii khoir" 
Untuk Sahabatku 
Nana dan Nazrul 
(Sukabumi, 15 September 2012) 

"Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi dihatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti" 
(Diorama, Nazrul)
Read more »»