09 January 2010
Perih...(Kesepakatan yang terkhianati)
Posted by
Fitri Salsabilah (Vee)
at
1/09/2010 09:07:00 PM
Kemarin, kita telah bersepakat untuk pergi. Jauh.. berpetualang, mengarungi lautan ilmu. Menaklukkan cita-cita, melawan kelemahan, maju untuk sebuah eksistensi.
Kau selalu memberiku semangat walaupun kau tak sadar telah melakukannya. Kau bilang kita akan bersama, yah bersama! dalam suka maupun duka, berbagi dan saling menguatkan. Sebenarnya aku ingin pergi lebih jauh lagi, tapi entah mengapa aku ikut saja dengan mu seolah-olah apa yang kau pilih itu lah yang terbaik. Kita telah bersepakat, di sana kita akan bersama, bersanding dan berjuang meraih mimpi-mimpi itu.
Sekarang, kau telah pergi, menghianati kesepakatan kita. Tidak! Bukan kau, tapi aku yang telah berkhianat. Aku yang salah. Aku yang tidak menepati janji, waktu itu aku pergi. Tapi kau harus tahu aku melakukannya karena dia sungguh berharga. Aku terlampau lambat, aku ini seperti kura-kura sedangkan kau, kau adalah kelinci yang cepat berlari atau seperti tupai yang lihai melompat. Mungkin Pikir mu aku tak pantas bersanding dengan mu.
Kau tak mau menungguku, karena ku tahu tak ada kata menunggu dalam kamus kehidupanmu. Kau pernah merasakan menunggu dan mungkin itu terlampau pahit sehingga kau tak mau mengulanginya. Waktu terus berjalan dan jika menungguku itu membuat waktumu terbuang. Mungkin usiamu pun sudah menuntut untuk itu. Dan…kini engkau benar-benar meninggalkan ku sendiri.
Kini aku sendiri, Mengapa kau pergi??? Mengapa? Kau sudah lupa kesepakatan kita. Aku? Aku tidak mungkin lupa. Aku tak akan pernah lupa saat kita berdua, yahh berdua saja, kita mengikat kesepakatan “KAU dan AKU akan bersama” hemmmm aku bahagia dan penuh harap, karena terus terang di banyak moment aku tak suka sendiri.
Kau pergi tanpa kata. Meninggalkan ku sendiri, mencampakkanku…Perih.!
Atau jangan-jangan, kau sengaja meninggalkanku karena kau sadar bahwa ternyata aku adalah ancaman untuk mu? Kau takut aku mengalahkanmu. Mengambil kedudukan mu dan merampas semua mimpi-mimpi mu? Ahhh…mungkin ini hanya prasangka ku saja. Tapi jika itu memang benar, tenanglah, kau percaya takdir bukan???
Kau telah meninggalkanku. Walaupun aku sendiri, aku tak akan pernah menyerah. Aku tetap berjuang meraihnya tanpamu. Dan.. saat itu kau akan heran dan mengakui bahwa aku tidak main-main, aku bisa insya Allah. Aku mampu menaklukkan mu karena aku tahu kelemahanmu. Kau pun demikian tahu kelemahan ku. Tapi aku yakin kau tak akan menyangka ada satu asa dalam diriku yang akan menggetarkan mu. Kau, yah kau suatu saat akan menoleh lagi kepadaku.
Kita mungkin berbeda sayang. Kau ingin SATU, tapi aku ingin DUA. Mungkin itulah sebabnya kita tidak dipersatukan oleh Allah. Mimpi-impiku menembus ruang dan waktu, baiklah tak ada yang mengerti. Kalaupun ada, ia tidak mengerti sepenuhnya.
Jujur. Ambisiusmu, semangatmu, gayamu, aku suka. Jika tak ada kau mungkin aku tak seperti ini. Tapi sudahlah, semuanya sudah terjadi. Kau telah pergi dan mustahil kau kembali dan menjemputku.
Tak bersanding denganmu, mungkin itulah yang terbaik. Sendiri, ku kan berpetualang mengarungi lautan ilmu, Menaklukkan cita-cita, melawan kelemahan, maju untuk sebuah eksistensi.
“seorang mukmin tetap yakin bahwa Allah selalu bersamanya dan siap menolongnya
meskipun semua manusia meninggalkannya. Hasbunallah wani’mal wakil”
“Ya Allah tak ada tempat yang terbaik tuk berharap kecuali harapku kepada_Mu”
*saat aku ditiniggal olehnya di 2009
sumber Gambar : adinugroho.wordpress.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
16 comments:
Apa ini satu jeritan hati yang terluka?
Kalau ia yang samar itu bagi kami, suatu saat mendengar jeritan atau melihat goresan luka mawar ini...adakah ia kan merasa?
Jika ya, tidakkah akn ada goresan yg serupa wlu mngkn cenderung berbeda?
Mungkin ia punya beragam alasan u/berbelok wlu tdk bisa kita terima tp jgn berhenti berharap ia dpt kembali!? Selama gerbang hidupx blm tertutup?
Tidak ada yg berhianat, hnya... hidayah, taufiq kembali pdNya, dunia jg trlalu menghias indah dimata.
Sll ia butuh kita u/terus mengingatkn dan... do'a...
Smg kita istiqomah dijalan yg lurus.
'Afwan deh klu keliru!!!
@template dEsign: jeritan hati,? Bkn jeritan k cuma suara hati. Hemmm..hax m'gores kisah aku dan "dia"... Selamat b'interpREtasi.,.
Apa ya...
ku coba memberi komentar walau mgkin tidak pas...
Ketika kita berada dalam kebahagian, bersama orang yang menyayngi kita,orang yang pas untuk hidup kita maka ketahuilah bahwa itu adalah kesempatan,jika ia harus pergi maka ketahuilah itu adalah sebuah pilihan... pilihan buat kita mau diam ditempat atau berlari mengejarnya..
Apa ya,...mgkin ini memang suara hati tapi untuk siapa ku tak tau pasti,.. tpi aku kan coba tuk komentar,..
Ktika kita bersama dg org yang sama-sam memiliki cita-cita dan kita berbahagia dengannya maka ktahuilah itu adalah sebuah kesempatan,...
dan ktika kita harus kehilangnannya maka ktahuilah itu adalah sebuah pilihan,... pilihan untuk tetap diam di tempat atau berlari mengejarnya...
kalaupun ia yang menghianati, dg wujud kpergiannya apakah kita sudah cukup setiadg menunggunnya atau mengejarnya????
Hmm...
Tidak ada yang tahu tentang masa depan, pun tidak ada yang dapat merubah masa lalu. Doakan saja yang terbaik untuk beliau. Selama nyawa masih di kandung badan, mungkin masih ada kesempatan untuk kembali menyetujui kesepakatan yang ada, walau sebelumnya sempat tersalah. Wallahu a'lam
@ar-rifa'ah : terlambAT. Dia tak akan kembali,..doax aku yah..aku pasti bisa. Apppaaa..! Takesi cASTle kapang.
Great . Subhanallah ini kisah nyata??
@Chomisah Nur : Na'am! Ni kisah NYata..Nyata.. Nyata...., Kan Gak Syar'i nulis Fiksi.
waduuhh... ceritanya kok miris gitu yaa..
sabar ya ukh....
wallohu ma Anti.
:)
sabarki kak...
kak vee pasti bisa...*yeeee
btw, siapa tuh yang membuat hatimu perih??? sini tak cubit orangnya..hhe...
@ aku s'org muslimah: syukran, udah g bs dicubit orgx dah pergi.. Dah ada dseberang! Hehehehe
ehem..ehem...(Celingak celinguk)..dalem yach kak..he..he..Tapi, yah udahlah udah nyebrang, terlanjur..
berharap n mengharapkan bukan sebuah dosa kan..
walo menyakitkan akhirnya..
berharap dan mengharapkan bukan sebuah dosa kan...
walau akhirnya tetap menyakitkan
Manusia bukan tempat kita berharap.
karena akhirnya kita akan sakit.
maka jangan pernah berharap pada manusia, tetapi pada Allah
Subhanallah, Akhirnya sy bertemu dan berkumpul dengan tokoh yg saya ceritakan dalam tulisan ini. seorang saudari yang dulu bersama-sama bermimpi kuliah di IPB, tetapi karena sesuatu dan lain hal dia yg terlebih dahulu mendaftar...
Dia yg terlebih dahulu menyebrang ke pulau ini.. Walaupun dahulu dia meninggalkan saya, huhuhuhu,,,
Post a Comment