21 June 2010

Negeri 5 Menara (Going The Extra Miles)


Mendengar kata menara dibayangan saya adalah sebuah benda yang tinggi menjulang, kokoh, atau tepatnya lebih rewa (berani) dibandingkan bangunan lainnya. Menara, yang di bangun dari bawah, satu besi dengan besi lainnya saling menumpuk, atau satu bata dengan bata lainnya dibangun bersama hingga terbentuklah sebuah menara.

Negeri 5 menara, di awal saya merasa novel ini paling-paling tidak ada bedanya dengan tetralogi laskar pelangi. Intinya kesungguhan dan keajaiban meraih mimpi. Tetapi setelah membaca keseluruhan isi ceritanya, ternyata berbeda. Banyak pelajaran dan hikmah yang saya dapatkan, sampai-sampai saya kewalahan meredam semangat saya. Full Spirit!

Tragedi hukuman jewer berantai di Pesantren, mempertemukan Alif dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid PM yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan . Di mata muda mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Ada yang melihat awan seperti benua amerika, eropa, Asia dan kepulauan Indonesia.

Jika Alif, Said, Dulmajid, Baso, Atang dan Raja selalu terbakar dengan "Mantra" ustad Rais “Man jadda Wa jadda”, maka saya akan terbakar dengan petuah ustad Salman “Going the extra Miles”

“Akhi, tahukah kalian apa yang membuat orang sukses berbeda dengan orang biasa?, Menurut buku yang saya baca, ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata-rata. Kalau orang belajar 1 jam , dia akan belajar 5 jam. Kalau orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke 10 ,dia tidak akan menyerah sampai di detik 20. Karena itu mari kita budayakan Going the extra Miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses”, Petuah Ustad Salman.



Seperti biasa, ketika membaca buku, Note strawbery biru plus pulpen berwarna-warni selalu berada di dekat saya. Tujuannya tentu saja mencatat setiap kata inspirativ atau motivasi dari buku tersebut. Tepatnya diikat agar tak cepat hilang. Dan, perkataan ustad Salman adalah kalimat pertama yang saya catat. “ Going The Extra Miles”

Lagi-lagi di akhir lembar novel ini, Said ikut-ikutan mengeluarkan nasehat “Selama kita berusaha dan bekerja keras di atas orang kebanyakan , maka otomatis kita akan menjadi juara”

Dengan semangat Man Jadda wa Jadda, 6 sekawan tersebut meraih mimpi-mimpi mereka. Alif meraih beasiswa dan menjadi jurnalis di Wahington DC, Amerika Serikat. Raja ke London, Baso belajar ke Madinah, Atang ke Kairo, Dulmajid dan said meraih mimpi-mimpinya di Indonesia.

Negeri 5 menara salah satu buku yang mengetuk "kecuekan" saya. Saat kuliah saya sering SKS (sistem kebut semalam), atau malahan jika sudah sibuk dengan amanah organisasi saya tak pernah belajar, hanya membaca materi kuliah 10 menit sebelum ujian, mencari kata kunci dan mengingat. Kadang-kadang saat ujian saya mengarang bebas! (hahaha, tapi karangannya ilmiah sesuai dengan pertanyaan) alhamdulilah hasilnya cukup memuaskan, walaupun tak exelent. Tapi yah, seperti itulah aksi = reaksi!.

Saya ingin meraih mimpi, maka saatnya saya berkomitmen bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin. Kebiasaan-kebiasaan saya semenjak s1 harus di reduksi dan sekarang waktunya mengamalkan prinsip “going the extra miles”, saya ingin kembali ke kebiasaan jaman SMA, Belajar Keras. Bisa! InsYAllah.

Jangan pernah meremehkan mimpi walaupun itu setinggi gunung everst atau sebesar gunung uhud. Karena Allah Maha Mendengar dan selalu memberikan jalan bagi orang-orang yang MAU!

Suatu saat seorang teman mengutarakan mimpinya kepada saya, memang mimpinya kelewat tinggi. Tapi saya tetap antusias dan bersemangat mendengar ceritanya karena saya yakin, setinggi apapun mimpi itu kalau kita bersungguh-sungguh maka kita akan dapatkan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Keinginan kuat adalah TEKAD, bukan NEKAD (9 matahari), Sudah begitu banyak orang-orang yang membuktikannya, lantas mengapa kita tidak berani bermimpi? Mimpi tidak meminta bayaran, mimpi hanya butuh keberanian dan action!

Bercita-cita atau bermimpi merupakan hal yang biasa dikalangan salafussholih. Bukankah semua kenyataan berawal dari mimpi? Dan setiap mimpi ada jalannya sendiri. Yakinlah!

Coba kita buka lembar sejarah orang-orang besar Dalam perjuangan islam. Empat pemuda luar biasa Abdullah, Mush’ab dan urwah 3 bersaudara putra Zubair bin Awwam Radhiyallahu ‘anhu. Suatu hari mereka duduk-duduk di pelataran ka’bah. Salah satu dari mereka berkata, “sebutlah cita-cita kalian”

Abdullah berkata, “Aku ingin menjadi khalifah pemimpin kaum muslimin. Giliran Mush’ab, “Aku ingin menjadi Gubernur Irak, aku juga ingin menikahi Sakinah putri Husein bin Ali bin Abi thalib dan ‘Aisyah putri Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhuma. Urwah lain lagi, “Aku ingin menjadi Ulama agar orang-orang mengambil ilmu dari ku” dan Abdullah bin umar berkata “Aku ingin ampunan Rabbku”

Al Imam Adz-dzahabi setelah menyebutkan kisah mereka dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala (Biografi orang-orang hebat) menyebutkan bahwa 3 bersaudara putra Zubair bin Awwam akhirnya mendapatkan apa yang mereka inginkan dan semoga Abdullah bin umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhuma mendapatkan apa yang diinginkan.

Tentu kita juga masih ingat ketika Rasulullah di usir oleh penduduk thaif, beliau tidak marah dan mengutuk mereka, tetapi beliau berdoa dan “bermimpi” suatu saat akan lahir sekelompok orang dari keturunan mereka yang beriman kepada Allah. Beberapa lama kemudian mimpi itu menjadi nyata.

Mimpi-mimpi kita di dunia tentu bukanlah tujuan, melainkan wasilah (perantara) kita menuju Surga Allah. Yang pastinya cita-cita atau mimpi kita yang tertinggi adalah Firdaus. Setiap tujuan ada jalannya, tinggal kita yang memilih mau melalui jalan yang mana.

Terakhir, saya hanya ingin kembali mengingatkan hal berikut : Mimpi membutuhkan action, usaha, kerja keras, dan DOA!

Doa sang pemimpi

“Ya Allah jika mimpi-mimpiku ini bisa memasukkan Aku ke syurga mu maka berikanlah aku kemudahan untuk meraihnya, namun jika mimpi-mimpi ku hanya menjerumuskan aku ke neraka, maka jauhkanlah aku darinya dan berikanlah aku jalan yang lebih baik”

_Mengapa aku begini? Karena Aku ingin Melibatkan diri dalam perkembangan Ummat!_

Wallahu a’lam.



Vee
Mei 2010.


1 comments:

Nailah said...

Fit, mimpumu sangat indah, sangat mengagumkan, sampai-sampai aq menitikkan air mata lagi...
Ya Allah, kabulkan doa-doa saudaraku ini..