26 June 2011

Tak Cukup dengan Edukasi


Sudah terlampau sering, Orang-orang berpunya menertawakan sifakir.
Sudah terlampau sering,orang pandai menertawakan si bodoh, katanya.

Terlampau sering kita menertawakan laku oranglain yang sebenarnya tidak lucu dan tak beralasan. Terkadang colek-colekan dan sinyal-sinyal ujung mata penyempurna tawa itu.
Kita terkadang amnesia bahwa diri ini juga perlu ditertawai.

Padahal, Sesenti pun tawa ejekan yang kita hadiahkan untuk orang lain semua akan dihisab. Dan sesenti pun senyum tulus yang kita berikan kepada orang lain ia pun akan dihisab.

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya juga“.QS. Al Zaljalah : 7-8


Ataukah sebab kita lupa, bahwa tak ada yang kurang dalam diri kita. Barangkali kita merasa kita jauh lebih baik dari oranglain. Maka kesombongan dan kecongkakan adalah bahasa yang barangkali mewakili jenis tawa ini. Boleh jadi tawa kita yang semenit itu menggugurkan pahala kita selama setahun atau sepuluh tahun. Boleh jadi!

“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki-maki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak–hak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang menzalimi), kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkankedalam neraka” (HR. Muslim)

Padahal, Abu Bakar yang berharta tak pernah menertawakan Bilal sang budak hitam.
Abu Bakar juga tak pernah menertawakan ‘umar karena abu bakar unggul seperdua harta dari sahabatnya tersebut.

“wahai abu bakar, apa yang engkau infakkan untuk islam ini?”, abu bakar berkata “seluruh harta ku ya Rasulullah”,
“wahai Umar, apa yang engkau infakkan untuk islam ini?”,”seperdua dari hartaku ya Rasulullah”.


Lantas setelah tempo itu, adakah abu bakar melemparkan tawa ejekan sebab beliau unggul seperdua? Laku itu hanya kita dapatkan di sinetron yang tak beredukasi dan pada kehidupan nyata yang kadang dibanjiri oleh orang-orang yang beredukasi.

Peradaban tidak akan tegak di tangan orang-orang yang congkak lagi suka merendahkan orang lain. Dalam membangun peradaban yang cemerlang, orang-orang yang bereduksi saja tidak cukup!
Kita memerlukan orang-orang yang hebat tidak hanya dari sisi akal tetapi juga dari sisi ruh.
Karena Seseorang akan hebat jika di didik oleh orang hebat pula. Tak perlu jauh-jauh, para sahabat contohnya.

Mengapa bisa, sesosok Abu bakar lahir menjadi orang yang rela menginfakkan seluruh hartanya untuk islam. Bahkan merelakan jiwanya?

Darimana pula kelembutan hati ‘umar bin khattab yang rela pada masa kepemimpinannya berkeliling kampung untuk sekedar menjaga keamanan rakyatnya?

Dari mana kehebatan spirit pertahanan bilal bin rabah ditengah siksaan ‘umayyah bin khalaf. Siapa yang mengajarkan kehebatan kata ‘ahad’, ahad’?

Mereka orang-orang hebat yang dididik dan dibesarkan jiwanya oleh orang yang hebat pula. Yaitu, Muhammad bin Abdullah, manusia paling berpengaruh sepanjang zaman.

Olehnya, dalam membangun peradaban kita membutuhkan orang-orang yang hebat. Bukan orang-orang “Lebay” nan sombong.

Kita memerlukan manusia-manusia masa depan yang beredukasi dan berbudi. Beredukasi bukan berarti memiliki banyak gelar, tetapi mereka yang itqon (profesional di bidangnya), yang berilmu dan mampu mengaplikasikan ilmunya. Sekali lagi ,Yang berilmu dan mampu mengaplikasikan ilmunya. Dan mereka yang berbudi, yang berakhlak baik.

Merekalah yang pantas mengukir peradaban yang cemerlang di masa yang akan datang. Dan, saya mau berada dibarisan itu!

Wallahu a’lam

Bogor, 26 Juni '11 [Fitri Vee]

1 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaykum...afwan ana mau copas beberapa paragraf dari tulisanta'-tentunya dgn sumbernya ukh. syukron!