24 October 2011

Kemana..kemana?


Tulisan “mini” ini hadir karena terinspirasi dari pertanyaan seorang teman kepada saya, “Setelah kita sekolah, kira-kira kita bakal di terima di mana yah fit?”. Ini Pertanyaan yang cukup “Hits” di kalangan mahasiswa fressgraduate yang tidak mendapat sponsor dari mana-mana. Kemana…? kemana…? kemana…?

Kawan,… Yesterday is History, Tomorrow is mistery, and today is a gift (Quote of “setengah isi, setengah kosong)

Jangan terlalu mencemaskan masa depan, serahkan saja semua kepada Allah. Okelah kita punya mimpi, tapi jangan sampai energi kita habis untuk memikirkan masa depan yang masih menjadi misteri. Make it happen guys!


Tugas kita hari ini adalah belajar belajar dan belajar. Tapi perlu diingat, buang jauh-jauh niat belajar karena ingin memperoleh pekerjaan dan ingin menjadi ini itu. Azzamkan dalam diri kita bahwa kita belajar karena Allah, kita belajar karena ingin membunuh kebodohan dan agar ilmu kita bermanfaat untuk orang banyak. Motivasi yang ikhlas selalu memunculkan keberkahan. Mereka yang belajar karena ikhlas mencari keridhoan Allah dan kemanfaatan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya, insya Allah, keberkahan dan kesuksesan akan mudah diperoleh... yakinlah, materi akan datang dengan sendirinya.

Sejatinya, tanpa kita sadari kita sedang meniti karir akademis yang terjal. Kita harus Melipatgandakan kesabaran, menunda waktu istirahat, dan bla bla bla. Untuk menjalani masa-masa sekolah sebagai mahasiswa pascasarjana tidaklah mudah. Sebab cost-nya tidaklah murah, Cost yang saya maksud disini bukan hanya tangible, tapi juga intangible seperti mengorbankan waktu istirahat, waktu berkumpul bersama keluarga, dan waktu-waktu penting lainnya untuk sekedar menyelesaikan tanggung jawab kita sebagai “anak sekolahan”. Tugas A, B, C dan D harus dikumpulkan dalam waktu yang sempit. Belum lagi kita harus membaca text book yang cukup tebal dengan bahasa yang membuat kita puyeng. (kata dosen saya, Belajar dengan buku berbahasa Indonesia saja “nikmatnya” bukan main, apalagi yang berbahasa asing, hemmmm)

Tetapi memang, mereka yang menjalani itu semua nantinya akan mendapatkan pengakuan, tambahan gelar, pekerjaan, uang, jabatan, dan atribut keduniaan lainya. Tetapi bagaimana posisi mereka di mata Allah?

Saya teringat perkataan Adz-zahabi, “Sesungguhnya orang-orang salaf (ulama) terdahulu menuntut ilmu karena Allah. Maka, mereka mulia dan menjadi imam yang bisa dijadikan panutan.”

Agar kita tetap mulia di mata Allah, jangan sia-siakan ke-lelahan kita hanya dengan mendapatkan dunia. Niatkan aktivitas belajar dan sekolah kita hanya karena Allah. Karena hanya dengan niatlah, yang mubah berubah menjadi ibadah.

Yuk, kita think holistically (berpikir secara keseluruhan), robohkan sekat antara agama dan dunia. Jangan pernah berfikir agama hanya ada di pesantren saja, ibadah hanya sholat dan puasa saja dan matikan virus-virus sekulerisme yang mulai menyerang hati-hati kita. Bingkai semuanya dalam koridor islam, saat itulah kita mendapatkan insight yang luar biasa.

Lalu kemana…?
Saya ulangi!... Yesterday is History, Tomorrow is mistery, and today is a gift.

Jadi, Maksimalkan dulu hadiah kita hari ini dengan keikhlasan, usaha, doa dan tawakkal kawand!

“Dan bahwa seorang manusia tidak akan memperoleh sesuatu selain apa yang telah diusahakannya sendiri” (Q.s An-Najm :39)
_____
Keikhlasan itu memang susah, tetapi tidak mungkin tidak bisa!!
Bogor, Oktober 2011 [Vee]

1 comments:

Nurmayanti Zain said...

kemana..

Ya Allah...

saya speechless