06 December 2010

Geli, Sah!!



...

Kembali berkutat dengan dunia perkuliahan memang menyenangkan, karena bagi saya belajar adalah hal yang terlalu menyenangkan di dunia ini. Mengerti hal-hal baru membuat hidup saya lebih bermakna, apalagi jika hal itu berguna untuk banyak orang.

Ke sana kemari mencari referensi, duduk berjam-jam di perpustakaan -sampai saya pernah diusir karena sudah lewat batas kunjungan-, searching, berkunjung dari satu web ke web lainnya adalah hal yang menghiasi hari-hari saya. Jika dapat nilai bagus, bukan main senangnya. Tetapi, Bosan juga saya dengan buku-buku kuliah, jurnal-jurnal ilmiah dan catatan-catatan kuliah.

Saya pernah bilang pada salah satu teman kelas saya, “Mba’ waktu S1 saya gak rajin begini loh. Saya lebih banyak membaca buku-buku dan majalah islami ketimbang text book kuliah. Terkadanag, Saya lebih suka mendatangi majelis ilmu daripada mendengar kuliah dosen. Tapi alhamdulillah Nilai-nilai saya tidak jelek. Aneh kan mba’?” haha.


Saya yakin, kecerdasan itu tidak melulu didapatkan dari lamanya kita duduk membolak-balik text book. Tetapi kecerdasan itu bisa juga kita dapatkan, karena seringnya kita menggunakan otak kita untuk memahami dan menganalisis hal-hal yang baru. Om Dr. Arnold Scheibel dalam penelitiannya di UCLA tentang Otak mengatakan, “kegiatan-kegiatan yang tidak biasa adalah teman otak yang terbaik”. Jadi bagi para mahasiswa, jangan belajar melulu, carilah hal yang berbeda dari kebiasaan kita. Kunjungilah majelis-majelis ilmu. Bacalah kisah para sahabat dan ulama salaf. It’s Novelty.

Dua bulan terakhir ini, ada sesuatu yang berbeda. bukannya saya jenuh, melainkan saya tidak tenang, di tambah atmosfer kesepian yang melanda kesendirian saya (sendiri karena membawa misi yang berbeda). Saya Gelisah!, Entah apa yang membuat saya seperti itu. berkali-kali saya mencari jawaban, mengapa saya gelisah? Mengapa saya merasa ada yang hilang?


Sampai suatu waktu, saya mendapat sebuah sms dari seorang akhwat, beliau meminta saya untuk tiiiiiit (secret), dari sms itu saya ngebatin “saya harus menyemangati diri sendiri, saya harus mencari motivasi, saya harus membangun diri saya sendiri”.

Selepas sholat isya dan tadarrus, mata saya tertuju pada deretan rak buku, saya lalu mengambil satu buku yang berjudul Mencetak Kader, perjalanan Ustadz Abdullah Said pendiri Hidayatullah karya Manshur Salbu Rahimahullah. Itu adalah buku pemberian kakak saya beberapa bulan yang lalu. Sengaja saya bawa, karena buku itu belum selesai saya baca dan banyak hikmah di dalamnya. Selain itu, Saya juga nge-fans sama penulisnya (alhamdulillah beberapa tahun lalu saya pernah bertandang ke rumahnya. Beliau Sangat-sangat bersahaja, makanya saya langsung jatuh cintrong! eits, jangan suudzon, beliau sudah punya banyak cucu) Sudah lumayan lama saya tak membaca buku-buku penyemangat dakwah, dan…betapa senangnya saya ketika kembali membaca buku tersebut.

Kembali pada perasaan saya, Ada sesuatu yang berbeda. ada sesuatu yang hilang, apa itu ?

Setelah membaca beberapa lembar buku tersebut. Saya mendapat jawabannya. Rupanya, Saya kehilangan multivitamin ruh, Karena Saya kehilangan beberapa majelis2 dzikir yang biasa saya kunjungi. Saya kehilangan nasehat spirit dakwah. Saya kehilangan beberapa sosok sahabat yang Militan nan Sholehah. Halaqah yang hanya sekali sepekan dengan durasi yang minim ditambah perjalanan yang super duper jauh bin macet (bogor-jakarta) membuat saya masih haus dan gelisah. Maka saya butuh multivitamin tambahan. Banyak majelis disini, tetapi hati saya selalu rindu untuk menghadiri majelis yang se-manhaj.

Ada satu lagi yang sangat-sangat saya rindukan, yaitu majalah islami. Ada 2 majalah favorit saya (maaf yah sebut merek ding!) yaitu majalah Ar-Risalah dan Majalah Hidayatullah. Ar-Risalah seperti air yang menyirami hati saya, sehingga kembali segar dan benih-benih keimanan serasa tumbuh. Sedangkan majalah hidayatullah, membantu saya memahami apa yang terbaru dalam dunia islam saat ini, kedua majalah tersebut sulit saya dapatkan di tempat ini. Saya rindu dengan mereka. Saya mau cari mereka ahhhh…

Kembali berkumpul dengan keluarga juga merupakan hal yang paling saya nantikan. Bercengkrama dan berbagai cerita dengan orang tua adalah hal yang menggembirakan. Mereka adalah pendengar setia , mereka selalu menyemangati saya, memberikan support dan tentunya Doa. Saya selalu membayang-bayangkan wajah ayah dan ibu saya di ujung telepon. Merekalah orang yang paling setia menuggui saya. Mereka pulalah yang selalu mencintai saya, Baik saya sedang berada di atas atau dibawah. Baik saya sedang bersinar atau sudah mulai redup, cinta mereka tak pernah pupus dimakan waktu. Satu cita-cita saya yang belum tercapai, pergi umrah bertiga dengan ayah dan ibu. Serasa ingin pulang ke rumah! Sekali lagi, Saya Gelisah, ingin bertemu dengan mereka.. I wanna Back to my Home.

Tetapi, Belum saatnya saya pulang ke rumah. Karena masih ada “kontrak” belajar disini. Ada satu hal yang membuat saya harus terus melanjutkan perjuangan akademik saya, yaitu MIMPI (Jika ada yang mengatakan saya terlalu banyak bermimpi, biarlah…I). Mimpi untuk menjadi ilmuwan Mujaddid, mimpi untuk turut berkontribusi dalam perkembangan ummat, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Meskipun mimpi itu harus di raih dengan kerja keras, karena saya tidak secerdas orang “kesedikitan” (lawan dari kebanyakan), jika otak itu punya kelas, maka saya temasuk orang yang berada di kelas rata-rata. Hehe.
Akhirnya, kesabaran lah kunci kegelisahan itu. Sabar untuk tetap bertahan di kota Hujan, bersyukur dan belajar dari setiap perjalan hidup hari ini, menikmati setiap pencapain kecil mimpi-mimpi saya. Sabar untuk menjadi Ghuroba’ di komunitas sendiri. Sabar untuk berkumpul kembali bersama keluarga dan saudara-saudara seiman di kota daeng. Sabar akan setiap kegelisahan yang mendera! Karena, … Innallaha Ma’ashobirin.


Suara dari Bogor, 5 Desember 2010

_di Tengah Kerumunan Text Book Ekonomi Manajerial_

1 comments:

Anonymous said...

Ow i see...kanda, tau ndag kita semua juga kuangen berat ma kak fit. Manythings change kak. Lumayan sepi nda ada k fit, teringat memori 4 orang mayoret dakwah. K mun, k fit, mbak nurul n me..
cepat pulang, oh ya mau dikirimkan majalah ar risalah nda????he he...