02 March 2008

Mengapa Aku menulis

Ada yang mengatakan teman duduk yang paling baik adalah buku. Ia dapat menemani kita dimanapun dan kapanpun. Memang, ia tidak dapat berbicara, namun dapat menasihati, menambah wawasan dan ilmu kita. Sungguh sangat bermanfaat. Namun siapa yang tahu, di Indonesia hanya sedikit orang yang mampu menghasilkan buku dibandingkan Amerika dan Jepang. Mengapa yah…..? mungkin orang-orang indonesia lebih senang memproduksi makanan atau pakaian dibandingkan buku. Yang berarti mereka lebih memperhatikan perut dan style dibandingkan otak, pantas generasi Indonesia kalah dengan Jepang. coba saja kita jalan-jalan ke mall, bandingkan ada berapa banyak counter yang menjual pakaian, makanan dan buku. Atau kita jalan-jalan ke sekolah-sekolah dan beberapa kampus. Rame….! memang, namun coba apa yang mereka bicarakan, tidak lain adalah, “eh merk ini, baru ngeluarin produk baru loh, bagus deh. Eh cafĂ© disana menunya enak-enak loh”. Namun adakah yang mengatakan “eh penulis ini baru meluncurkan buku barunya loh”. Sangat sedikit.

Gambaran kehidupan sebagian masyarakat indonesia diatas, menandakan kurangnya minat baca, yang berimplikasi pada enggannya kita untuk terjun dalam dunia kepenulisan. Padahal begitu banyak manfaat dari aktivitas menulis ini. Kita sebagai seorang muslim, terlebih sebagai tholibul ’ilm harus mampu menumbuhkan motivasi menulis dalam diri kita. Bukankah kita mendapatkan ilmu tidak hanya dari murabbi/ustad, namun juga dari buku-buku yang ditulis para ulama. Mengapa kita tidak mencontoh mereka? Berdakwah lewat tulisan. Efisien dan efektif, tentu.

Kalau kita menjadi penulis, bayangkan ada berapa banyak orang yang dapat membaca tulisan kita, sepuluh, seratus, seribu, bahkan bisa lebih. Namun ketika kita menyampaikannya dimajlis ilmu, selain tempat dan waktunya terbatas, orang yang mendengarnya pun tidak terlalu banyak (tidak bermaksud menyepelekan majlis ‘lmu). Tidak hanya efisien dan efektif, kita juga mendapatkan keuntungan ukhrawi yang terus mengalir. Sekali lagi coba bayangkan, jika ada 100 atau 1000 orang yang membaca satu saja tulisan kita, terlebih jika ia mengamalkannya. Sungguh begitu banyak pahala yang bisa kita raup. Jika suatu saat kita meninggalkan dunia ini, kita masih bisa berdakwah melalui tulisan yang kita buat. Masya Allah, Allahu akbar... jadi ingin cepat-cepat menulis nih..!. kenapa…? Sulit. Tidak juga, menulis itu menyenangkan. Kita bisa melakukannya dimanapun. Yang terpenting adalah kita harus banyak berlatih dan membaca.

3 comments:

Anonymous said...

di sini lebih banyak penerjemah & pembajak karena lebih menguntung secara ekonomi.

Anonymous said...

aduh..!?!?!!!sy anggak ngerti maksud antum

Anonymous said...

mungkin saya kurang gaul sehingga yang kutahu di indonesia buku2 yang berkualitas hanya buku2 terjemahan dari buku2 luar. emang di sini ada banyak penulis, tapi jarang banget saya menemukan karya2 mereka yang menurutku keren. sekali lagi mungkin saya kurang gaul...! hehehe.... bisa kasih saya masukan: buku lokal yang keren dan wajib saya baca?