09 June 2008

MAAF ! Prof. Radi, ada yang Terlupa...

Suasana Saat Kuliah terakhir "Perencanaan & Pembangunan Pertanian" sungguh berbeda. Biasanya dosen yang mengajar adalah pak Nas (Ir. Nazaruddin, LO, Msi)namun kali ini bukan beliau. Aku dan mungkin beberapa mahasiswa yang lainnya cukup kaget ketika pak Mursalim (Dekan) masuk ke kelas bersama beberapa pegawai. Masya Allah, ternyata ditengah-tengah mereka ada Pof.Dr. Ir. Radi A. Gani. (Penasehat Presiden). Beliau yang mengajar untuk kuliah terakhir tersebut. Uh... ini untuk pertamakalinya aku melihat mantan Rektor tersebut, kebetulan aku duduk dibangku depan sehingga setiap kata yang beliau keluarkan bisa kudengar baik. Prof radi mengajarkan berbagai hal menyangkut kebijakan pembangunan pertanian, tidak hanya itu beberapa filosofi hidup kudapatkan dari beliau, sedikit canda namun tak berlebihan sesekali menjadi bumbu dalam perkuliahan tersebut.


Sungguh, aku begitu kagum dengan beliau. Kagum karena ilmu yang beliau miliki.
diakhir perkuliahan beliau bertanya kepada seluruh mahasiswa, kira-kira waktu itu beliau mengatakan "Apa yang pertamakali harus dibenahi dalam diri rakyat Indonesia, agar bangsa ini bisa menjadi bangsa yang makmur dan dipandang oleh dunia?"
entah,,, mengapa semua mahasiswa yang ada di kelas tersebut diam. apa mereka Malu...takut...atau segan. Dengan spontan aku membisiki kawan yang ada disebelahkuw, tiba-tiba Prof Radi Menunjuk kepada ku, langsung saja kujawab, "Human Resources, dengan cara Meningkatkan Kualitas pendidikan (Education)"Kulihat Prof Radi tersenyum dan mengacungkan jempol plus kudengar ia berkata "Excelent", Ia kemudian meminta kepada semua mahasiswa untuk tepuk tangan (Padahal itu tidak perlu).

Setelah perkuliahan berakhir, ingin rasanya aku mengulang kejadian tersebut. Aku ingin berkata kepada PROF Radi bahwa, Bukan hanya education PROF, tapi ada satu hal yang lebih penting yaitu Kecerdasan Spiritual (Agama).
Memang, masih banyak rakyat Indonesia yang belum bisa mengecap pendidikan dengan baik, akan tetapi tidak sedikit juga rakyat Indonesia yang cerdas, bahkan mereka banyak alumnus Universitas ternama dalam dan luar Negri. namun... Coba lihat...kebanyakan dari mereka menggunakan kecerdasannya untuk menghancurkan diri sendiri dan bangsa ini. Para koruptor yang ada di pemerintahan mereka bukan lulusan SD atau smp, tapi mereka lulusan Perguruan Tinggi. begitupun Anggota dewan yang kOrupsi (Mencuri), melakukan perzinahan, dan berbagai macam maksiat. mereka bukan lulusan sekolah rendahan Prof

sebenarnya, pendidikan yang dikecap oleh sebagian rakyat indonesia sudah berkualitas. Namun, dari sisi Spiritualitas (agama) yang sepatutnya harus ditingkatkan. Jika ini sudah terlaksana, Insya Allah satu kondisi akan segera tercipta. Para Pemimpin akan lebih bijaksana, lebih adil, sholeh, dan tidak gila harta dan wanita. Rakyatnya akan makmur dan bahagia.
Orang-orang cerdas akan tahu ilmu tersebut akan digunakan untuk apa, dan jalan kemana. tentu saja ini akan tercipta jika agama bersinergi dengan ilmu. namun Jika agama hanya dimulut, hanya saat kampanye, hanya saat mencari perhatian rakyat, hanya untuk tuntutan duniawi, maka jangan pernah berharap Indonesia akan bisa lebih baik dari sekarang.

Mungkin Inilah produk yang dihasilkan oleh sistem pendidikan yang sekuler (yang memisahkan pendidikan dengan agama). di Sekolah Negri dan Beberapa Sekolah Swasta Pelajaran Agama Hanya satu kali sepekan itupun waktunya tidak sepanjang pelajaran Matematika atau BHS. Indonesia. DI Perguruan Tinggi lebih parah lagi, Pendidikan Agama Islam hanya pada Semester awal, Jika dilihat Pelajaran agama Disekolah maupun perguruan Tinggi hanya sekedar Formalitas belaka, terkadang jika kita belajar pend. agama islam disekolah atupun diperkuliahan, RUH nya tidak ada. hanya sampai dikepala namun tidak sampai ke hati. belum sempat Sang guru menjelaskan mengenai hari akhir, bel tanda pelajaran selesai telah berbunyi.

inilah produk sistem pendidikan yang sekuler....
Jadi untuk prof Radi A Gani, maaf prof ada yang terlupa... bukan hanya education tapi agama...

2 comments:

Anonymous said...

GOOD...tulisannya oke cuman pake "saya" kayaknya lebih asyik deh. betul sekali secerdas bagaimanapun seseorang kalo gak punya iman yg mantab,ya SUSAH!

Fitri Salsabilah (Vee) said...

syukran atas coment_nya, ternyata memang lebih asyik menggunakan kata "saya".