05 April 2011

S3, Siapa Takut?



Waktu itu, sekitar tahun 2000, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen, dia menghampirinya dengan wajah yang muram, dan kemudian berkata, “Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos”. Dan hanya itu saja kata2 yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya… mengingat di luar sana berjuta – juta orang memimpikan pencapaian ini. Dan sang dosen tertegun, kemudia dia berkata, “Bagus donk dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek.”

Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. “Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini…. Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini.. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih.. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga.. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani.”

Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya.. . Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata, menunggu Allah SWT membuka hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini…

Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalam ide nya…. Pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya. . “Dek, sekarang bertanyalah kepada hati kecil mu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti..” .. Sang mahasiswi bingung, dia menunduk , air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar … yang saling ingin meniadakan.. Dosen itu melanjutkan nasehatnya.. “Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?” “Sejak saya kuliah di ITB , Pak.” Jawab sang gadis. Kemudian dosen itu melanjutkan ,”Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini.. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorangilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti.” Dan itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen….

Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata , “Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya.”

Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna.. Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki,.

Based on Dr. Hermawan Dipojono story… Lecture from Physics Engineering, ITB .

****

Salah satu inspirasi saya adalah seorang ustadzah asal saudi, DR. Muna Fahd yg beberapa tahun lalu datang ke makassar.

Subhanallah, suami dan anak2 tidak menjadi penghalang beliau untuk meraih doktor. Dunia pendidikan, dakwah, dan keluarga selalu menjadi warna dalam hidupnya.

"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya" (At Taubah 122)

” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari).

"Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya ..." (laskar pelangi)

"Hidup sekali, hiduplah yang berarti..." (negeri 5 menara)

Di hari kiamat kelak tinta yang digunakan untuk menulis oleh para ulama akan ditimbang dengan darah para syuhada (yang gugur di medan perang).

sekolah untuk Ummat.untuk shahwah islamiyah...SEMANGAT

(rambu2 sekolah : 1. jaga niat, 2. Jaga batasan syar'i (maksimalkan), 3. jangan lupa mencari majelis2 ilmu agama, dsb......)

buat para bapak2 : tolong, jangan larang istrinya belajar yah!!
buat para ibu2 : sekolah tapi keluarga tetap jadi yg utama

__Semoga bermanfaat__

******
Di saat semangat sedang menurun, membaca note ini bisa membangkitkan bara itu lagi!

**Innamal a'malu binniyat, Ketika niat mu memang bagus (karena Allah) maka apapun itu semangatmu tak akan tergoyahkan. Buktikan sama Allah kalau kamu memang serius** (Sebuat Nasehat)

3 comments:

Annur Shah said...

iyap mbak jgn takut hehhee


ALLAH AKAN senntiasa melindungi kita, asal ilmu kita utk bermanfaat tdak sia-sia klo tehalang oleh sebuah musibah DLL smw serahkan padaNYA AKU salut hehhe....sedangkan aku bangku kuliahpun cuma gigit ajri hehe

menunggu waktu yg tepat....

Anonymous said...

kak fit...mauka nyusul...hehehe..doakanka,percakapan kita beberapa bulan lalu itu...saya serius!

Andi Nurul Rizqi said...

SEPAHAAAAAAAAMMM ..

Bapak2 janganki larang tawwa istrita' belajar n sekolah lagi nah..hehe "I LIKE IT"

Trus bapak mjawab " iyye', nda dilarangji, tapi janganki lupa kodrat ta' nah bu " hehehe

SEMANGAAAT FIT ^_*