Tidak terasa aku sudah hampir 3 tahun di kampus merah. padahal masih sangat segar diingatan ketika aku berpredikat MABA. Kini sudah banyak wajah-wajah baru yang menghiasi sosek pertanian, akupun merasa sudah amat tua. yang memanggil kakak jauh lebih banyak daripada yang menyapaku dengan panggilan De'. pergantian dari semester 1 ke 2 sampai semester 6 ke 7 sungguh amat sangat singkat terasa....
disemester 7 ini awalnya aku hanya memprogramkan 15 SKS (5 mata kuliah) karena memang sisa itu mata kuliah yang harus kuselesaikan. Namun seorang kakak memberi masukan agar aku mengambil satu mata kuliah pilihan lagi, agar jika suatu saat ada mata kuliah pilihanku tidak mendapat nilai A, aku dapat menggantinya. Sebenarnya aku tidak hanya berorientasi nilai, tapi Ilmu.
Mata kuliah pertama yang aku pilih adalah Psikologi pembelajaran , namun karena waktunya yang tidak sesuai dengan jadwal ku, dengan senang hati aku menggantinya dengan Studi Gender dan pembangunan.sebenarnya aku juga sedikit "alergi" dengan gender, sampai-sampai seorang ukhti kaget ketika aku mengambil mata kuliah tersebut. "Fit, banyak yang bertentangan dengan fikrah kita" itu salah satu komentar ukhti tersebut. Yah...aku tahu, Karena itu aku mengambil mata kuliah tersebut. Aku ingin itu apa sebenarnya Gender, selain itu rencana penelitian akhirku sedikit membahas mengenai perempuan.
Kuliah pertama, aku sudah dapatkan sedikit apa itu gender. kukira gender itu bericara mengenai perempuan saja, tetapi gender membicarakan mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan (gender relation Ship) yang implikasinya menggugat dan mempertahankan keseluruhan tatanan yang ada serta berusaha merubah ketimpangan gender yang ada. Jadi, Gender berbicara mengenai laki-laki dan perempuan.
Alhamdulillah, aku tarbiyah sejak 7 tahun yang lalu, sedikit banyaknya aku sudah terwarnai dengan islam, sehingga setiap materi kuliah aku selalu mengembalikan pada pandangan islam. Setiap kuliah keningku selalu berkerut, kepala terus berfikir, sedikit sesak dan Wallahi, baru kali ini aku ikut perkuliahan sampai membuat kepalaku sakit. Aku termasuk orang yang senang belajar, tapi...masya Allah, Bisa dibayangkan ketika apa yang aku terima tidak sesuai dengan hati nurani.
Aku selalu ingin berkomentar untuk meluruskan...TAPI, hatiku berbisik Belum saatnya. Yah,... belum saatnya. aku belum punya banyak ilmu untuk "menantang" seorang Professor yang ilmunya begitu luas. Namun kuharap suatu saat dengan aku mengambil mata kuliah ini aku bisa mematahkan argumen-argumen mereka agar orang-orang diluar sana tidak terhipnotis dengan pandangan tersebut.
dalam mata kuliah tersebut dibahas mengenai feminisme, emansipasi, dll. intinya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Jika ada pemimpin laki-laki maka perempuan juga bisa jadi pemimpin. Perempuan bisa menjadi pencari nafkah utama dikeluarga. Perempuan menjadi tukang batu itu tidak salah, bahkan mereka justru sedikit bangga dengan banyaknya perempuan yang mengambil alih pekerjaan laki-laki. Padahal, Amat kasian perempuan yang bekerja sebagai tukang batu, Izzahnya sebagai Muslimah bisa turun. menurut pandangan tersebut yang menjadi kodrat hanyalah jenis kelamin, rahim, testis, dan segala hal-hal yang melekat secara kasat mata. sedangkan yang abstrak seperti kelembutan, itu bukan kodrat.Emmm,..pandangan ini juga diwarnai dengan paham sekuler...yang pasti ketika kita jauh menelaah pandangan ini akan ada banyak pertentangan di dalamnya.
Suatu kali dosenku memberikan kuis, sangat sesaknya aku ketika harus menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan hati nurani. namun ketika aku menjawab menurut yang aku pahami, aku pasti akan salah semua.
sebenarnya Islam lebih dahulu mengajarkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Justru Islam sangat adil, karena memperhatikan hal-hal yang melekat pada diri perempuan dari yang terlihat secara kasat mata sampai yang abstrak.
jadi...bagi penganut pandangan ini, coba pelajari Persamaan hak dalam islam, pasti engkau akan merasa takjub dan tidak terdzolimi.
Perkuliahan ini masih terus kulanjutkan dengan sebuah keinginan untuk mengetahui pandangan yang sekuler tersebut. Bukan untuk diamalkan namun untuk melihat titik kelemahan secara langsung sehingga dapat dijadikan bahan pelajaran.
24 September 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment