
(EPISODE II)
Suntuk rasanya saya memikirkan KKN. Tidak heran! Dari dulu saya memang “ill Feel” dengannya. Ahhh…kenapa sih harus KKN. BENCI, benci, benci ! entah kalimat bodoh apalagi yang keluar dari mulut saya untuk mencaci program jelek tersebut. Sejak dua tahun yang lalu bulu kudukku merinding, jantung berdetak dengan lebih cepat, takut! Jengkel, ketika mendengar program tersebut. Bagaimana tidak, saya harus serumah dengan orang yang bukan mahram saya, Safar, dll. Saya mendengar banyak akhwat yang futur ketika pulang KKN. Bukannya meremehkan diri sendiri, tapi sungguh syaitan punya banyak cara untuk menggelincirkan manusia ke jurang kemaksiatan. Ya Allah, bagaimana ini? Jika tidak KKN tentu saya tidak bisa lulus dari kampus ini. Parahnya lagi, dari fakultas pertanian hanya saya yang memprogramkan KKN. TRAGISss!!!!
Sendiri, adalah hal yang paling saya tidak sukai. Ketika di kampus, di rumah, di lembaga saya selalu bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabat saya. Namun pada momen ini, saya harus sendiri ditempat yang jauh, asing dan pada kondisi yang menakutkan bagi seorang akhwat. Beberapa hari ini sungguh, KKN yang menakutkan selalu membayangi hari-hari saya. Ahh…sudahlah semua saya serahkan kepada Allah. Mungkin Ia ingin memperlihatkan kepada saya sesuatu hal.
Dasar, “nggak niat”. satu hari sebelum pembayaran KKN ditutup saya baru menyetorkan uang tersebut. Lebih parahnya, saya terlambat mengumpulkan biodata. Lebih parahnya lagi, saya baru tahu akan ada pembekalan satu hari sebelumnya. Untung waktu itu saya iseng-iseng mampir ke P2KKN, kalau tidak iseng, saya mungkin tidak ikut pembekalan. Ahh…semua serba terlambat!
Semua hal-hal yang buruk tentang KKN terlintas dalam benak saya. Ditambah cerita-cerita akhwat yang “mengerikan”. Saya mencoba menghibur diri dengan memikirkan hal-hal yang mungkin menyenangkan di sana, tapi tetap saja KKN bagaikan lautan dalam yang hitam dan menakutkan.
Belum juga saya berangkat ke lokasi perasaan “jengkel” terhadap KKN bertambah. Betapa tidak, pada saat pembekalan, pemateri menggambarkan hal-hal yang bisa saja terjadi disana. Bosan!, muak, geli mendengarkan pemateri yang lebih banyak membahas cinlok (cinta lokasi) dari pada materi pembekalan. Untunglah hanya satu hari, jika tidak,????? saya lebih memilih absen!
Sebelum pemberangkatan banyak pesan dan nasehat dari akhwat. Saya pun banyak bertanya kepada akhwat yang sudak ber_KKN mulai dari hal yang kecil sampai yang besar. Alhamdulillah masukan dan jawaban mereka merupakan bekal untuk saya.
Empat April sekitar pukul 10.00 saya dan teman-teman berangkat menuju soppeng. Abi melepas kepergian saya dengan pelukan hangat. Tidak ketinggalan Knewrule, ibu ketua dan hery juga menyaksikan pemberangkatan itu. Lima menit mobil melaju, pesan di inbox HP saya bertambah. Rentetan nasehat yang saya baca sedikit menenangkan hati saya..
Berat hati ini meninggalkan semuanya meskipun kepergian saya hanya 2 bulan. Apalagi apa yang saya jalani sangat saya “benci”. Mudah-mudahan perasaan ini bisa berubah menjadi lebih baik. Semoga.
4 april, 2009
0 comments:
Post a Comment